Ahad, 31 Mei 2020

Bila Jiwa Terdera


Siksa dan merana,
Sedih dan terluka,
Resah yang kian parah,
Sakit yang tak pernah surut,
Merintih tanpa henti,
Perit tak terkata..

Oh jiwa..yang parah terluka,
Mengapa harus ada sengketa?
Mengapa harus ada derita?
Mengapa harus rasa sakit?
Sampai bila untuk terus begini?
Memendam rasa..
Berperang dengan perasaan..
Berperang dengan jiwa sendiri..
Sakit sungguh memendam rasa,
Bagai tersiat mata pisau yang karat,
Terus membengkak dan bernanah,
Terkena jangkitan dan terus merebak,
Hingga ke dasar hati..
Sakit tak terperi,
Tiada antibiotik untuk diubati,
Selain kata MAAF..

Oh jiwa..katamu sudah memaafkan,
Tapi kau tak pernah melupakan..
Kau ingat kembali..
Dan terus sendiri..
Menyepi dan menanggung rasa..
Tolonglah jiwa..
Aku juga ingin bahagia..
Hadapi sisa-sisa hidup ini..
Maafkan semua orang!
Yang telah melukai mu.
Tiada siapa yang akan MENGERTI,
Rasa duka yang kau curahkan.
Tiada!
Takkan ada!
Mereka hanya tahu tuding jari!
Akulah pesalah itu!
Bukan mereka!
Tidak! Tolonglah jiwa!
Hentikan sengketa dengan dirimu sendiri.
Kau ada Allah!
Yang memahami segalanya..
Segala duka yang kau tanggung.
Segala derita yang kau rasa,
Manusia tak pernah tahu apa-apa..
Mereka hanya tahu apa yang mereka rasa,
Mereka takkan faham apa yang kau tanggung..
Tidak!
Bukan itu yang mereka fikir,

Oh jiwa..
Tolonglah mengerti,
Hidup ini hanya sementara,
Ruginya menghabiskan hari tuamu,
Dengan air mata tanpa henti,
Senyumlah walaupun sekadar pura-pura..
Tunjukkan pada mereka..
Kau juga mampu untuk bahagia,
Kau kuat..
Untuk mengharung gelombang..
Jiwa yang terdera..
Cukuplah derita yang kau rasa!
Bangkitlah dan terus tersenyum,
Usah gundah dan gusar,
Hidup ini dah tak lama,
Entah esok atau lusa,
Kau akan pergi...
Meninggalkan dunia yang fana ini..
Kau akan pergi..
Meninggalkan semua orang..
Yang pernah menyakitimu..
Percayalah!
Allah ada untukmu!

Nukilan rasa : Jiwa yang terdera

~Szaza Zaiman~

Tiada ulasan:

Catat Ulasan

Nota: Hanya ahli blog ini sahaja yang boleh mencatat ulasan.